Thursday, March 15, 2018

Gadis Bodoh Bertumbuh Pintar


Gadis itu lugu, pemarah, suka menyulutkan kata kasar, manja, tidak dewasa, dan tidak pandai menerjemahkan luka.Ia menikmati waktu ke waktu untuk berubah. Walau keegoisannya lebih besar dari keinginanya untuk berubah.
Ketika orang-orang lelah dengannya, ia menjauh dan mendekatkan diri pada kesepian. Ketika dirinya sendiri menyerah untuk berjuang, ia memilih untuk menangis.Ketika hidupnya dianggap sebuah drama, ia meneruskannya.
Gadis itu masih ingin menikmati permainannya bahkan sampai akhirnya ia memutuskan untuk menjauh.Menjauh dari semua hal yang membuatnya jatuh, termasuk orang-orang yang ia perjuangkan.Gadis itu akan berubah menjadi wanita dewasa dari waktu ke waktu Jangan salahkan ketika ia berpaling dan mengejar mimpinya. Dan menyadari bahwa cinta bukanlah mutlak milik Adam dan Hawa, melainkan mimpinya.
Ketika hari itu tiba, ia tidak akan menangis lagi, ia tidak akan merengek perhatian lagi, ia tidak akan meminta cinta lagi, dan ia akan berhenti berjuang untuk hal yang menyita waktunya untuk bermimpi.Jika mimpi yang ia harus dapatkan adalah mengorbankan hal yang begitu berharga ketika ia masih mengayomi sifat keras kepalanya, ia akan biarkan itu pergi.
Bukan untuk siapa-siapa, melainkan mimpinya.Egois, bukan? Tidak ada yang gratis di dunia ini. Dan tidak ada ‘pembodohan’ mutlak.Gadis itu lugu hingga ia menjadi bodoh dengan emosinya. 
Bodoh dan lupa untuk menjadi pintar.Namun ketika ia bertumbuh, ia akan menjadi pintar. Ia akan menindaklajuti mimpinya, mengejar dunianya, walau ia harus mengorbankan segalanya.
Ia sadar jika orang yang menyayanginya dengan tulus, tidak akan membuat alasan dan tidak akan memaksa untuk menghentikan mimpinya.Mungkin ia masih bertahan dengan posisinya sekarang, masih dapat mereka permainkan dengan sifat labilnya.
Namun ketika ia sepenuhnya bertumbuh, ia akan pergi. Tanpa menoleh ke belakang.
Dan akan menunjukkan pada dunia bahwa, ‘Kau menyesal sudah menyia-nyiakan aku’.

No comments:

Post a Comment