Sebagian pasangan ingin segera memiliki keturunan
setelah menikah. Akan tetapi, tak sedikit yang gagal karena kurang memahami
bahwa hanya ada satu kesempatan di mana seorang wanita benar-benar bisa hamil.
Itulah masa dimana wanita sedang berada dalam masa subur.
Masa subur adalah waktu ketika seorang wanita mengalami
ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium. Masa
ini berlangsung selama 6 hari, yaitu 2 hari sebelum ovulasi hingga 3 hari setelah
ovulasi.
Agar terjadi kehamilan, sel telur harus dibuahi oleh
sel sperma. Sel telur ini hanya dapat bertahan selama 12-24 jam setelah
dilepaskan, sedangkan sperma dapat hidup di dalam organ reproduksi wanita
hingga 5 hari setelah berhubungan intim.
Bila waktu dimulainya haid terakhir dianggap hari
pertama, maka wanita dengan siklus haid rata-rata 28 hari akan berovulasi
kurang lebih hari ke-14 atau 2 minggu sebelum haid berikutnya. Bila siklus haid
Anda rata-rata 30 hari, ovulasi biasanya terjadi di hari ke-16. Secara umum,
ovulasi terjadi antara hari ke-10 hingga hari ke-16 atau pada pertengahan
siklus haid. Bagi Anda yang memiliki siklus haid teratur panjang dan titik
tengah siklus dapat ditentukan dengan bantuan kalender.
Lantas, apa tanda-tanda wanita yang sedang mengalami
masa subur?
Suhu tubuh meningkat
Di masa subur, suhu tubuh dapat meningkat sekitar 1oC.
Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, Anda harus cermat dalam mengamati
perubahan pola suhu tubuh. Agar akurat, suhu tubuh diukur pada pagi hari,
segera setelah Anda bangun tidur. Segera catat untuk mengetahui rerata suhu
tubuh harian Anda dan kapan peningkatan suhu terjadi. Waktu yang paling subur
ialah 2 sampai 3 hari sebelum suhu tubuh Anda meningkat.
Perubahan pada lendir serviks
Sebelum ovulasi, akan muncul “keputihan” yang
sebenarnya merupakan lendir serviks. Lendir ini lebih encer, lebih jernih, dan
licin. Kurang lebih warna dan konsistensinya serupa dengan putih telur yang
masih mentah. Lendir tersebut sangat elastis dalam arti dapat memanjang saat
ditarik dan tidak putus. Setelah ovulasi, jumlah lendir serviks menurun,
konsistensinya pun menjadi lebih kental dan keruh. Waktu saat lendir serviks
paling banyak keluar, di situlah ovulasi sedang terjadi.
Kram ringan atau nyeri perut bawah hanya di satu
sisi
Kram perut ringan bisa muncul saat ovulasi. Rasanya
mirip dengan kram perut saat haid, akan tetapi tidak ada darah yang keluar.
Kalaupun ada, hanya berupa bercak (spotting) yang berlangsung singkat. Kram ini
hanya terjadi di satu sisi karena ovulasi hanya terjadi pada satu ovarium di
setiap siklus haid. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua wanita mengalami
fenomena yang disebut dengan mittelschmerz ini.
Nyeri payudara
Beberapa hari sebelum hingga hari ovulasi, payudara
dapat terasa nyeri. Nyeri payudara ini serupa dengan nyeri payudara saat haid,
hanya saja tidak diikuti dengan keluarnya darah haid.
Gairah seksual meningkat
Sebagian besar wanita mengalami peningkatan gairah
seksual mendekati waktu ovulasi. Hal ini sangat baik karena terjadi di waktu
Anda sedang subur-suburnya. Peningkatan gairah seksual disertai dengan adanya
ovulasi membuat peluang hamil sangat tinggi bila Anda berhubungan intim di
waktu-waktu ini.
Menentukan kapan waktu Anda berovulasi dan
memperhatikan tanda-tanda masa suburkadang sulit pada awalnya. Seiring berjalannya waktu
dan bertambahnya pengalaman, Anda akan dengan mudah mengenali tanda-tanda ini.
Memahami masa subur akan membantu Anda dalam merencanakan maupun menunda
kehamilan.
No comments:
Post a Comment